Selasa, 03 September 2019

Principle of education


Kata Pengantar

Assalamualaikum wr wb
Dengan mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat meyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik serta tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas judul “ Konsep Pendidikan seumur hidup dan berbagai Implikasinya” yang dibuat berdasarkan buku dasar-dasar kependidikan dengan penerbit Pustaka Mandiri oleh DR H. Moh. Solikodin Djaelani MM,M.Si Dkk. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tuagas pada mata kuliah Principle of education (dasar-dasar kependidikan).
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan  dalam makalah ini. Oleh karena itu kami berharap para pembaca dapat memakluminya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi kita semua, Amiin yra.
Wassalamualaikum wr wb.









BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Dalam GBHN dinayatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga/keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia diharapkan supaya selalu berkembang sepanjang hayat. Dan dilain pihak masyarakat  dan pemerintah diharapkan agar dapat menciptakan suasana untuk memotivasi belajar.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar lingkungan formal.
B.                 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dicoba untuk membahas dan menjabarkan tentang :
1.      Bagaimana Konsep pendidikan seumur hidup?
2.      Apa Arah pendidikan seumur hidup?
3.    Bagaimana Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan?
4.    Bagaimana Implikasi konsep pendidikan seumur hidup dan sasaran pendidikan?
C.                 Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui konsep pendidikan seumur hidup
2.      Untuk mengetahui arah pendidikan semumur hidup
3.    Untuk mengetahui implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan
4.    Untuk mengetahui implikasi konsep pendidikan seumur hidup dan sasaran pendidikan













BAB II
KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN BERBAGAI IMPLIKASINYA

A.                KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu azas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus (kontinue) dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep ini sesuai dengan konsep dalam islam seperti yang tercantum dalam hadist Nabi Muhammad SAW, yang menganjurkan belajar mulai dari buaian sampai ke liang lahat.
Ide pendidikan seumur hidup telah lama ada dalam sejarah pendidikan, namun baru populer setelah terbitnya buku Paul Langrend “An Introduction to Long Life Education” (sesudah perang dunia II). Kemudian diambil alih oleh International Commision on the Development Of Education (UNESCO)
Istilah pendidikan seumur hidup (life long – integrated Education) tidak dapat diganti dengan istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya tidak persis sama, seperti istilah out of school, education, continuing education, adult education, finther education, recurrent education.
1.      Pendidikan Sekolah dan Pendidikan Luar Sekolah
Didalam UU Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional  pasal 10 ayat (1), pendidikan itu dibagi dua, yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah.
Philip H Coombs, mengklasifikasikan pendidikan kedalam tiga bagian, yaitu pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan non formal.
2.      Pendidikan Luar Sekolah Yang Tidak Dilembagakan
Pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari hari baik sadar maupun tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai meninggal dunia.
3.      Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah adalah pendidikan disekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi
4.      Pendidikan Luar Sekolah Yang Dilembagakan
Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana diluar kegiatan persekolahan.
Pendidikan luar sekolah yg dilembagakan bersifat fungsional dan praktis, serta pendekatannya lebih fleksibel. Calon peserta didik pada pendidikan luar sekolah yang dilembagakan, yaitu :
a.                  Penduduk usia sekolah yang tidak beruntung/tidak memiliki kesempatan memasuki sekolah
b.                  Orang dewasa yg tidak pernah bersekolah
c.                   Peserta didik yg putus sekolah
d.                 Peserta didik yg telah lulus tp tdk melanjutkan ke jenjang berikutnya
e.                   Orang yg telah bekerja, tp ingin menambah keterampilan lain



5.      Dasar Pemikiran Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur sangat penting dan dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi antara lain :
a.                   Ideologis
b.                  Ekonomi
c.                   Sosiologis
d.                  Politis
e.                   Teknologi
f.                   Psikologis dan Pedagogis



            B.  Arah Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan Seumur Hidup (Long Life Education) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik di negeri kita.
Dalam hal ini belajar sepanjang hayat menjadi alat untuk membangun keseimbangan antara belajar dan bekerja, adaptasi yang terus-menerus untuk sejumlah pekerjaan dan untuk pelaksanaan kewarganegaraan yang aktif. Berikutnya diungkapkan pula mengenai empat pilar pendidikan sepanjang hayat, yaitu merupakan empat sendi atau sokoguru (tiang/penyangga) pengetahuan sebagai landasan berpijaknya pendidikan non formal. Keempat pilar tersebut adalah :
Pertama,learning to know yaitu belajar untuk menguasai instrumen-instrumen pengetahuan.
Kedua,Learning to do (belajar berbuat) yaitu sebuah konsepsi bagaimana kita bisa berbuat dan melakukan atau mempraktekan dari apa yang sudah kita pelajari.
Ketiga, yaitu Learning to live together (belajar hidup bersama) belajar hidup berasama orang lain yaitu konsepsi bagaimana kita bisa hidup bersama dengan orang laing yang memiliki latar, budaya, sosial, ekonomi dan agama dan keaneka ragaman yang berbeda-beda.
Keempat adalahlearning to be (belajar menjadi  seseorang) artinya adalah bahwa pendidikan harus bisa menyumbangkan perkembangan yang seutuhnya kepada setiap orang baik dalam jiwa raga, itelegensia, kepekaan, rasa, estetika tanggung jawab pribadi dan nilai-nilai spiritual. Keempat pilar pendidikan tersebut dijadikan landasan untuk pencapaian tujuan pendidikan sepanjang hayat.

Dalam konsep Arah pendidikan seumur hidup ini akan menekankan kepada dua aspek. Yaitu :
1. Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
2. Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan ini dibagi kedalam dua aspek tersebut karena mengacu kepada long life education yang tidak harus menekankan bahwa konsep belajar atau pendidikan tidak hanya terfokus pada pembelajaran kelas.
Pendidikan seumur hidup terarah untuk menekankan kepada penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan dalam hidup baik saat ini (usia anak belajar) ataupun dimasa kelak (bekerja).
1.                  Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Konsep pendidikan seumur hidup pada orang dewasa ini lebih mengarah atau menekankan kepada “self interest” (kepentingan diri). Dari self interest ini maka pendidikan pada orang dewasa akan dapat tercapai untuk memnuhi kebutuhan proses menjalani kehidupan individu tersebut. Dengan mengembangkan self interest pada individu usia dewasa maka akan memunculkan individu tersebut bersaing dalam segala bidang. Karena telah tertaman untuk selalu belajar tanpa henti untuk meningkatkan khazanah ilmu dalam diri individu tersebut. Baik berupa ilmu baca tulis maupun ilmu – ilmu keterampilan. Jadi self interest ini dapat dikatakan merupkan sebuah kunci keberhasilan atau kesuksesan bagi individu dewasa untuk menjalankan kehidupannya dalam dunia sosialisasi atau pekerjaan.
Agar kegiatan pendidikan seumur hidup ini dapat berlangsung dan berjalan dengan semestinya, maka untukprogram kegiatan, pembiayaan dan administrasi penyelenggaraan, ada sebagian kecil yang ditangani masyarakat sendiri, akan tetapi di sebagian besar Negara besar hal-hal tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti lembaga pendidikan tinggi, pemerintah setempat atau suatu staf ahli dari proyek/panitia tertentu.
Karena konsep dari arah pendidikan seumur hdup tidak terbatas dan tidak terikat ruang dan waktu. Maka untuk tempat penyelenggaraan dan alat-alat pendidikan hampir sepenuhnya diserahkan pada masyarakat dengan keadaan yang bervariasi, dari keadaan yang sederhana sampai keadaan yang dapat memenuhi persyaratan.


2.                  Pendidikan seumur hidup bagi anak
Ditinjau dari konsep long life education maka pendidikan sudah ternamam dari semenjak dini (usia kanak – kanak). Bahkan sebelum memulai pendidikan bagi anak harus lebih di dahulukan sebelum pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa alasannya karena pendidikan seumur hidup bagi anak merupakan “tempat awal” dimana anak akan berkembang dan tumbuh menjadi dewasa.
 Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa dan gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.
Pentingnya pendidikan seumur hidup bagi anak ini akan memunculkan motivasi belajar pada diri anak agar terkonsep bahwa pendidikan tidak akan pernah ada hentinya, tidak dibatasi ruang dan waktu. Agar individu ini selalu menanamkan kunci belajar  dan menjadikan individu ini memiliki kepribadian belajar yang kuat.
Proses pendidikannya menekankan kepada metodologi yang mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi, dan kepribadian belajar yang kuat.
Berbeda dengan Arah pendidikan kepada orang dewasa, walau pendidikan pada dasarya tidak terikat ruang dan waktu tetapi untuk pendidikan pada anak lebih memfokuskan kepada struktur tempat dan program kegiatan itu berlangsung. Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan bacatulis, keterampilan dasar, danmempertinggi daya pikir anak. Sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berfikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.


C. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-Program Pendidikan
      Menurut Ananda W.P.Guruge, implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan dapat dikelompokan dalam enam kategori berikut:
1. Pendidikan baca tulis fungsional
Program ini sangat penting bagi pendidikan seumur hidup karena di negara-negara berkembang saja masih banyak penduduk yang buta huruf. Bahkan di negara-negara yang sudah maju sekalipun dimana radio, film dan televisi telah menentang ketergantungan akan bahan-bahan bacaan, namun membaca masih tetap manjadi cara yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan pengetahuan. Namun kemampuan membaca menulis apabila tidak ditunjang oleh tersedianya bahan-bahan bacaan itu tidak ada artinya.
2. Pendidikan Vokasional
Sistem pendidikan formal di kebanyakan negara berkembang umumnya diambil dari negara Barat (bekas jajahan seperti halnya Indonesia), out put pendidikan sekolah pada umumnya dirasakan kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.Pendidikan ini sangat penting,namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai. Kemajuan teknologi, tentang otomasi dan makin meluasnya industrialisasi menuntut pendidikan vokasional itu terus-menerus.
3. Pendidikan Profesional
Apa yang berlaku bagi para pekerja dan buruh berlaku juga bagi para profesional. Bahkan tantangan bagi mereka itu besar dan kuat. Mereka berusaha bergerak cepat agar tidak ditinggalkan oleh kemajuan. Sebab itu dalam setiap profesi harus tercipta built-in mechanism untuk selalu mengikuti perubahan dan kemajuan dalam metode, perlengkapan teknologi dan sikap profesionalnya.
4. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Pendidikan bagi seluruh anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mengikuti perubahan sosial, itu adalah konsekuensi penting dari pendidikan seumur hidup. Abad ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyusup dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Seperti ibu rumah tangga yang menggunakan kompor listrik, mesin cuci dan lain-lain dirumahnya.
5. Pendidikan Kewarganegaraan Negara dan Kedewasaan Politik
Tidak hanya untuk warga negara biasa, pendidikan ini sangat penting bagi para pemimpin masyarakat. Dalam pemerintahan dan masyarakat yang demokratis, maka kedewasaan warga negara dan para pemimpinya dalam kehidupan bernegara sangat diperlukan.
6. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang
Pendidikan ini sangat penting agar manusia tidak berpandangan sempit pada bidangnya sendiri dan buta kekayaan nilai kultural yang terkandung dalam warisan budaya masyarakat sendiri. Seorang yang disebut “educated man” harus memahami dan menghargai sejarah, kesusastraan, agama, filsafat pendidikan hidup, seni dan musik bangsa sendiri





D.Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup Dan Sasaran Pendidikan
Adapun mengenai implikasi konsep pendidikan seumur hidup ini pada sasaran pendidikan, Ananda W.P. Guruge yang mengklasifikasikannya dalam 6 kategori, masing-masing dengan prioritas programnya. Masing – masing kategori tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Para buruh dan petani
2.      Golongan remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya
3.      Para pekerja yang berketerampilan
4.      Golongan Technician dan Professionals
5.      Para pemimpin dalam masyarakat
6.      Golongan anggota masyarakat yang sudah tua.






                                                                                      









DAFTAR PUSTAKA

Moh.SolikodinDjaelani, H. Dr, Dasar–DasarKependidikan, PT. PustakaMandiri, Tangerang, 2014

Abdul Kadir, Dasar–DasarPendidikan,KencanaPrenada Media Group, Jakarta, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar