Kata
Pengantar
Assalamualaikum
wr wb
Dengan
mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat meyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik
serta tepat pada waktunya.
Makalah ini
membahas judul “ Konsep Pendidikan seumur hidup dan berbagai Implikasinya” yang
dibuat berdasarkan buku dasar-dasar kependidikan dengan penerbit Pustaka
Mandiri oleh DR H. Moh. Solikodin Djaelani MM,M.Si Dkk. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tuagas pada mata kuliah Principle of education (dasar-dasar
kependidikan).
Kami menyadari
bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu kami berharap para pembaca dapat
memakluminya.
Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi kita semua,
Amiin yra.
Wassalamualaikum
wr wb.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
GBHN dinayatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan
didalam lingkungan rumah tangga/keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu,
pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Hal ini berarti bahwa setiap manusia Indonesia diharapkan supaya selalu
berkembang sepanjang hayat. Dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dapat
menciptakan suasana untuk memotivasi belajar.
Pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran
normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya
terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan
formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh
dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering
disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan
kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mencapai hasil yang
maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal
dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada diluar
lingkungan formal.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini akan dicoba untuk membahas dan menjabarkan tentang :
1. Bagaimana
Konsep pendidikan seumur hidup?
2. Apa
Arah pendidikan seumur hidup?
3. Bagaimana
Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan?
4. Bagaimana
Implikasi konsep pendidikan seumur hidup dan sasaran pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui konsep pendidikan seumur hidup
2. Untuk
mengetahui arah pendidikan semumur hidup
3. Untuk
mengetahui implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program
pendidikan
4. Untuk
mengetahui implikasi konsep pendidikan seumur hidup dan sasaran pendidikan
BAB II
KONSEP
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DAN BERBAGAI IMPLIKASINYA
A.
KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Konsep
pendidikan seumur hidup merumuskan suatu azas bahwa pendidikan adalah suatu
proses yang terus menerus (kontinue) dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep
ini sesuai dengan konsep dalam islam seperti yang tercantum dalam hadist Nabi
Muhammad SAW, yang menganjurkan belajar mulai dari buaian sampai ke liang
lahat.
Ide
pendidikan seumur hidup telah lama ada dalam sejarah pendidikan, namun baru
populer setelah terbitnya buku Paul Langrend “An Introduction to Long Life Education”
(sesudah perang dunia II). Kemudian diambil alih oleh International Commision
on the Development Of Education (UNESCO)
Istilah
pendidikan seumur hidup (life long – integrated Education) tidak dapat diganti
dengan istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya tidak persis sama, seperti
istilah out of school, education, continuing education, adult education,
finther education, recurrent education.
1. Pendidikan
Sekolah dan Pendidikan Luar Sekolah
Didalam UU
Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional pasal 10 ayat (1), pendidikan itu dibagi dua,
yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah.
Philip H Coombs,
mengklasifikasikan pendidikan kedalam tiga bagian, yaitu pendidikan informal,
pendidikan formal dan pendidikan non formal.
2. Pendidikan
Luar Sekolah Yang Tidak Dilembagakan
Pendidikan luar
sekolah yang tidak dilembagakan adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang
dari pengalaman sehari hari baik sadar maupun tidak sadar. Pada umumnya tidak
teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai meninggal dunia.
3. Pendidikan
Sekolah
Pendidikan
sekolah adalah pendidikan disekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai
jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi
4. Pendidikan
Luar Sekolah Yang Dilembagakan
Pendidikan luar
sekolah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan
dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana diluar kegiatan persekolahan.
Pendidikan luar
sekolah yg dilembagakan bersifat fungsional dan praktis, serta pendekatannya
lebih fleksibel. Calon peserta didik pada pendidikan luar sekolah yang
dilembagakan, yaitu :
a.
Penduduk usia sekolah yang tidak
beruntung/tidak memiliki kesempatan memasuki sekolah
b.
Orang dewasa yg tidak pernah bersekolah
c.
Peserta didik yg putus sekolah
d.
Peserta didik yg telah lulus tp tdk
melanjutkan ke jenjang berikutnya
e.
Orang yg telah bekerja, tp ingin
menambah keterampilan lain
5. Dasar
Pemikiran Pentingnya Pendidikan Seumur Hidup
Ada
bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur sangat
penting dan dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi antara lain :
a.
Ideologis
b.
Ekonomi
c.
Sosiologis
d.
Politis
e.
Teknologi
f.
Psikologis dan Pedagogis
B.
Arah Pendidikan Seumur Hidup
Pendidikan Seumur Hidup (Long Life Education) adalah makna yang seharusnya
benar-benar terkonsepsikan secara jelas serta komprehensif dan dibuktikan dalam
pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para
pendidik di negeri kita.
Dalam hal ini belajar
sepanjang hayat menjadi alat untuk membangun keseimbangan antara belajar dan
bekerja, adaptasi yang terus-menerus untuk sejumlah pekerjaan dan untuk
pelaksanaan kewarganegaraan yang aktif. Berikutnya diungkapkan pula mengenai
empat pilar pendidikan sepanjang hayat, yaitu merupakan empat sendi atau
sokoguru (tiang/penyangga) pengetahuan sebagai landasan berpijaknya pendidikan
non formal. Keempat pilar tersebut adalah :
Pertama,learning to know yaitu belajar untuk menguasai instrumen-instrumen pengetahuan.
Kedua,Learning to do (belajar berbuat) yaitu sebuah konsepsi bagaimana kita bisa berbuat dan
melakukan atau mempraktekan dari apa yang sudah kita pelajari.
Ketiga, yaitu Learning to live together (belajar hidup
bersama) belajar hidup berasama orang lain yaitu konsepsi bagaimana kita bisa
hidup bersama dengan orang laing yang memiliki latar, budaya, sosial, ekonomi
dan agama dan keaneka ragaman yang berbeda-beda.
Keempat adalahlearning to be (belajar menjadi seseorang) artinya adalah bahwa pendidikan harus
bisa menyumbangkan perkembangan yang seutuhnya kepada setiap orang baik dalam
jiwa raga, itelegensia, kepekaan, rasa, estetika tanggung jawab pribadi dan
nilai-nilai spiritual. Keempat pilar pendidikan tersebut dijadikan landasan
untuk pencapaian tujuan pendidikan sepanjang hayat.
Dalam konsep Arah pendidikan seumur hidup ini akan menekankan kepada dua aspek. Yaitu :
1. Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
2. Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan ini dibagi
kedalam dua aspek tersebut karena mengacu kepada long life education yang tidak harus menekankan bahwa konsep
belajar atau pendidikan tidak hanya terfokus pada pembelajaran kelas.
Pendidikan seumur hidup
terarah untuk menekankan kepada penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka
yang sangat dibutuhkan dalam hidup baik saat ini (usia anak belajar) ataupun
dimasa kelak (bekerja).
1.
Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Konsep pendidikan seumur hidup pada orang dewasa ini lebih mengarah atau menekankan kepada “self
interest” (kepentingan diri). Dari self interest ini maka pendidikan
pada orang dewasa akan dapat tercapai untuk memnuhi kebutuhan proses menjalani
kehidupan individu tersebut. Dengan mengembangkan self interest pada individu
usia dewasa maka akan memunculkan individu tersebut bersaing dalam segala
bidang. Karena telah tertaman untuk selalu belajar tanpa henti untuk
meningkatkan khazanah ilmu dalam diri individu tersebut. Baik berupa ilmu baca
tulis maupun ilmu – ilmu keterampilan. Jadi self interest ini dapat dikatakan
merupkan sebuah kunci keberhasilan atau kesuksesan bagi individu dewasa untuk
menjalankan kehidupannya dalam dunia sosialisasi atau pekerjaan.
Agar kegiatan pendidikan seumur hidup ini dapat berlangsung dan berjalan dengan semestinya, maka
untukprogram kegiatan, pembiayaan dan administrasi penyelenggaraan, ada
sebagian kecil yang ditangani masyarakat sendiri, akan tetapi di sebagian besar
Negara besar hal-hal tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti
lembaga pendidikan tinggi, pemerintah setempat atau suatu staf ahli dari
proyek/panitia tertentu.
Karena konsep dari arah
pendidikan seumur hdup tidak terbatas dan tidak terikat ruang dan waktu. Maka
untuk tempat penyelenggaraan dan alat-alat pendidikan hampir sepenuhnya
diserahkan pada masyarakat dengan keadaan yang bervariasi, dari keadaan yang
sederhana sampai keadaan yang dapat memenuhi persyaratan.
2.
Pendidikan seumur hidup bagi anak
Ditinjau dari konsep long life education maka pendidikan sudah ternamam dari semenjak dini (usia
kanak – kanak). Bahkan sebelum memulai pendidikan bagi anak harus lebih di
dahulukan sebelum pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa alasannya karena
pendidikan seumur hidup bagi anak merupakan “tempat awal” dimana anak akan berkembang dan tumbuh menjadi
dewasa.
Pengetahuan dan
kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi
pembangunan pada masa dewasa dan gilirannya masa dewasanya menanggung beban
hidup yang lebih ringan.
Pentingnya pendidikan
seumur hidup bagi anak ini akan memunculkan motivasi belajar pada diri anak
agar terkonsep bahwa pendidikan tidak akan pernah ada hentinya, tidak dibatasi
ruang dan waktu. Agar individu ini selalu menanamkan
kunci belajar dan menjadikan individu
ini memiliki kepribadian belajar yang kuat.
Proses pendidikannya
menekankan kepada metodologi yang mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri
anak harus tertanam kunci belajar, motivasi, dan kepribadian belajar yang kuat.
Berbeda dengan Arah pendidikan kepada orang dewasa, walau pendidikan pada dasarya tidak terikat ruang dan
waktu tetapi untuk pendidikan pada anak lebih memfokuskan kepada struktur
tempat dan program kegiatan itu berlangsung. Program kegiatan disusun mulai
peningkatan kecakapan bacatulis, keterampilan dasar, danmempertinggi daya pikir
anak. Sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berfikir kritis dan
mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.
C.
Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-Program Pendidikan
Menurut Ananda W.P.Guruge, implikasi
konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan dapat
dikelompokan dalam enam kategori berikut:
1.
Pendidikan baca tulis fungsional
Program ini
sangat penting bagi pendidikan seumur hidup karena di negara-negara berkembang
saja masih banyak penduduk yang buta huruf. Bahkan di negara-negara yang sudah
maju sekalipun dimana radio, film dan televisi telah menentang ketergantungan
akan bahan-bahan bacaan, namun membaca masih tetap manjadi cara yang paling
murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan pengetahuan. Namun
kemampuan membaca menulis apabila tidak ditunjang oleh tersedianya bahan-bahan
bacaan itu tidak ada artinya.
2.
Pendidikan Vokasional
Sistem pendidikan
formal di kebanyakan negara berkembang umumnya diambil dari negara Barat (bekas
jajahan seperti halnya Indonesia), out put pendidikan sekolah pada umumnya
dirasakan kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.Pendidikan ini sangat
penting,namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak
boleh dipandang sekali jadi lantas selesai. Kemajuan teknologi, tentang otomasi
dan makin meluasnya industrialisasi menuntut pendidikan vokasional itu
terus-menerus.
3.
Pendidikan Profesional
Apa yang berlaku
bagi para pekerja dan buruh berlaku juga bagi para profesional. Bahkan
tantangan bagi mereka itu besar dan kuat. Mereka berusaha bergerak cepat agar
tidak ditinggalkan oleh kemajuan. Sebab itu dalam setiap profesi harus tercipta
built-in mechanism untuk selalu mengikuti perubahan dan kemajuan dalam metode,
perlengkapan teknologi dan sikap profesionalnya.
4.
Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Pendidikan bagi
seluruh anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mengikuti
perubahan sosial, itu adalah konsekuensi penting dari pendidikan seumur hidup.
Abad ilmu pengetahuan dan teknologi telah menyusup dalam berbagai aspek
kehidupan manusia. Seperti ibu rumah tangga yang menggunakan kompor listrik,
mesin cuci dan lain-lain dirumahnya.
5.
Pendidikan Kewarganegaraan Negara dan Kedewasaan Politik
Tidak hanya
untuk warga negara biasa, pendidikan ini sangat penting bagi para pemimpin
masyarakat. Dalam pemerintahan dan masyarakat yang demokratis, maka kedewasaan
warga negara dan para pemimpinya dalam kehidupan bernegara sangat diperlukan.
6.
Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang
Pendidikan ini
sangat penting agar manusia tidak berpandangan sempit pada bidangnya sendiri
dan buta kekayaan nilai kultural yang terkandung dalam warisan budaya
masyarakat sendiri. Seorang yang disebut “educated man” harus memahami dan
menghargai sejarah, kesusastraan, agama, filsafat pendidikan hidup, seni dan
musik bangsa sendiri
D.Implikasi
Konsep Pendidikan Seumur Hidup Dan Sasaran Pendidikan
Adapun mengenai
implikasi konsep pendidikan seumur hidup ini pada sasaran pendidikan, Ananda
W.P. Guruge yang mengklasifikasikannya dalam 6 kategori, masing-masing dengan
prioritas programnya. Masing – masing kategori tersebut adalah sebagai berikut
:
1. Para
buruh dan petani
2. Golongan
remaja yang terganggu pendidikan sekolahnya
3. Para
pekerja yang berketerampilan
4. Golongan
Technician dan Professionals
5. Para
pemimpin dalam masyarakat
6. Golongan
anggota masyarakat yang sudah tua.
DAFTAR
PUSTAKA
Moh.SolikodinDjaelani, H. Dr, Dasar–DasarKependidikan,
PT. PustakaMandiri, Tangerang, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar