ANALISA KEBUTUHAN
Istilah
kebutuhan tidaklah sejelas saat baru muncul terkadang digunakan pada keinginan,
hasrat, tuntutan, pengharapan, motivasi, kekurangan, mendesak, dan sebuah
keperluan. (briddley 1984 28)
Kebutuhan
sering di jelaskan dalam istilah “kekurangan bahasa” (linguistic
deficiency)dalam hal berbahasa, yaitu “perbedaan, antara saat ini dalam
mempelajari bahasa dan apa yang mampu siswa lakukan kedepannya. Saran ini
mengatakan bahwa kebutuhan mempunyai objek nyata dan sesuatu yang sederhana yang
menunggu untuk dikenali dan dianalisa. (Porcher 1977 in Brindley 1984,29)
menawarkan sudut pandang yang berbeda bahwa
“kebutuhan itu bukanlah sesuatu yang ada dan mungkin ditemukan atau
telah siap dan bisa di dapatkan dimana saja, itu adalah sesuatu yang mesti
dibangun, pusat dari sebuah jaringan yang tersusun rapid an merupakan hasil
dari sejumlah pilihan dari banyak asal usul (yang tentunya dengan perasaan yang
masih murni). Apa yang diidentifikasi tentang kebutuhan tergantung kepada
penilaian dan timbal balik sehingga nilai-nilai tersebut menjadikan sebuah
penilaian. Guru-guru, para siswa, pekerja, orang tua dan para stek holder
(dijelaskan di bagian lain) bisa jadi mempunyai pandangan yang lain tentang
konsep kebutuhan ini. Sebagai contoh, dengan mempertimbangkan kebutuhan para
immigransebagai sebuah pencapaian budaya dan pencampuran bahasa sesegera
mungkin. Karena itu analisa kebutuhan untuk identifikasi bahasa para imigran
sangat penting karena berhubungan dengan exsistensi atau keberlangsungan hidup
untuk bisa berdaptasi dengan baik dengan kebudayaan setempat. Mereka melihat
ini sebagai usaha untuk survive di lingkungan baru, kemerdekaan mereka dan
kelangsungan ekonomi, tetapi tetap ada garis pemisah yang jelas supaya tidak
terlalu tercampur dengan budaya setempat (Burnet 1998) telah memperlihatkan
bahwa pengajaran bahasa inggris adalah sebagai “perpindahan netral kemapuan,
pengetahuan atau kompetensi-kompetensi yang lain”. Bahwa sebuah pendekatan
dalam kebutuhan intuisi social, lebih baik daripada pemelajar bahasa dan
mengesampingkan kekuatan pertanyaan.
Pilihan
pedagogic tentang pengembangan kurikulum, isi, materi-materi, proses di kelas
dan bahasa yang digunakan muncul dengan pertimbangan yang bersifat politis,
kenyataannya bahwa ideology yang melekat secara alami dengan penerapan yang
jelas bagi pelajar bidang social ekonomi.
Kebutuhan
sering di jelaskan dengan istilah kebutuhan bahasa, yaitu dibutuhkannya
kemampuan bahasa untuk survive atau keberlangsungan hidup di masyarakat yang
menggunakan bahasa Inggris, tapi seperti (aurbech 1995) dan yang lainnya telah
memperlihatkan dalam banyak kasus terutama bagi para imigran minoritas dalam
masyarakat yang menggunakan bahasa inggris. Beberapa orang diantara nya juga
mempunyai kebutuhan lainnya disamping kebutuhan bahasa, seperti kebutuhan akan
tempat tinggal, perawatan kesehatan, akses ke sekolah-sekolah untuk pendidikan
anak-anak mereka dan akses-akses kepada agen-agen pelayanan public, dan sebagai
jalan pengalamatan kepada eksploitasi dan diskriminasi di tempat kerja. Dalam
hal ini Bagaimana kurikulum memberi atau berperan kepada mereka yang
mempelajari bahasa. Dan sumberdaya lain yang mereka butuhkan untuk mengerti dan
akses kepada sumberdaya lain dimana mereka juga mempunyai hak untuk
menggunakannya di komunitas tersebut, dan untuk penjelasan dan mempertahankan
hak-hak dan ketertarikan mereka. Perencanaan sebuah kurikulum ESL, dalam kasus
ini tidak hanya melibatkan tentang cara mengidentifikasi kebutuhan para siswa
saja tetapi lebih kearah “menjadikan mereka seorang yang kritis dan menjadi
aktif dalam pembentukan keahlian bahasa mereka” (Auerbach,1995,15).
Hal ini akan
di ujikan lebih detail ketika mempertimbangkan model-model kurikulum dan
nilai-nilainya.
Para Pengguna analisa kebutuhan
Analisa
kebutuhan mungkin saja hanya sebuah perilaku seorang User, diantara banyak
user. Sebagai contoh :
Dalam sebuah
Negara ketika melakukan peninjauan kembali sebuah analisa kebutuhan tentang
kurikulum melibatkan pihak-pihak dibawah ini :
-
Para pembuat kurikulum di kemetrian pendidikan,
yang masih mengharapkan informasi-informasi tersebut dapat di gunakan untuk
mengevaluasi ketersediaan dan keberadaan silabus, kurikulum dan materi-materi.
-
Para Guru yang akan mengajar menggunakan
kurikulum yang baru
-
Para siswa yang akan diajar menggunakan
kurikulum yang baru
-
Para penulis yang mempersiapkan buku-buku bahan
ajar
-
Para tester, yang etrlibat dalam pengembangan
akhir ( school assessment)
-
Lembaga-lembaga pihak ketiga yang tertarik untuk
mengetahui level seperti apa yang di harapkan akan tercapai disekolah, dan
masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam kasus
analisa kebutuhan yang dilakukan oleh lembaga sendiriakan kebutuhan bahasa,
para akuntan yang dilatih di firma akunting internasional, tujuan nya bisa saja
seperti dibawah ini :
-
Para trainer (pelatih) bertanggung jawab untuk
perancangan program pelatihan dan materi-materi.
-
Sebuah badan pendanaan, seperti para pekerja
professional setempat jurusan akuntan yang tertarik melihat sebuah produk nyata
sebagai hasil dari pendanaan mereka.
-
Para karyawan yang tertarik untuk melakukan
perbaikan performa pekerjaan para staff yang baru.
Dalam skala
kecil, analisa kebutuhan yang seperti itu dibawa dilakukan oleh seorang guru
dikelasnya, audien nya bisa berisikan para guru dan seorang coordinator program.
Dalam skala yang lebih besar analisa kebutuhan menentukan audien-audien yang
serupa adalah langkah penting dalam sebuah perancanaan sebuah analisa
kebutuhan. Tujuan nya untuk memastikan bahwa informasi yang mereka butuhkan
sasaling berkaitan, dan bahwa sebuah analisa kebutuhan akan berdampak kepada
desainnya (1985,25) berkomentar “ adalah sangat penting untuk mengingat bahwa
tidak semua audien bisa diidentifikasi pada saat pembelajaran dimulai juga
secara keseluruhan memungkinkan bahwa audien relative berubah pada saat
pengajaran. Dengan demikian sebuah nalisa kebutuhan bisa mempunyai dimensi
politik. Bisa di gunakan untuk mendukung sebuah program yang sangat penting,
sebagai contoh :
Dengan
memberikan sebuah prioritas pada sebuah kelompok tentang pengeluaran yang lain
pada sebuah populasi atau bertujuan untuk membenarkan keputusan bahwa telah
siap dibuat dalam bidang ekonomi atau bidang lain. Sebagai contoh : seorang
karyawan mungkin ingin menggunakan informasi dari sebuah analisa kebutuhan
untuk membenarkan penggantian staf-staf tertentu daripada mengeluarkan dana
untuk melatih mereka kembali. Dalam situasi apapun dimana analisa kebutuhan
sedang dikerjakan aka nada stakeholder yang berbeda yaitu mereka yang lebih
tertarik atau mereka yang terlibat dalam program-program yang sedang diujikan
dan itu menjadi penting untuk mencoba mendapatkan inti dari agenda-agenda
mereka yang berbeda. Clonnelly and clandinin (1988,124)seorang stakeholder
didefinisikan “seorang atau kelompok yang berhak berpendapat dan memberikan
masukan terhadap kurikulum yang di tawarkan di sekolah” berbeda stakeholder
maka akan berbeda pula keinginannya mengenai kurikulum. Connelly and Clandinin
(1988,131-132).
Ketika
sekelompok orang sedang bekerja pada sebuah komite kurikulum atau memcoba
memecahkan sebuah masalah dalam kurikulum, mereka seharusnya berfikir tentang
proses perencanaan sebagai situasi stakeholder kurikulum dan bertanya tentang
pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.
Apa tujuan dari kurikulum
2.
Jika disana ada sebuah kelompok, apa fikiran
kelompok tersebut
3.
Siapa yang merancang proyek kurikulum itu?
4.
Bagaimana keanggotaan nya dan tujuan kedepannya?
Dari jawaban
pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diikuti oleh pertanyaan-pertanyaan yang
lain seperti dibawah ini :
1.
Seberapa akuntabel saya kepada stakeholder ini?
2.
Seberapa besar porsi yang akan bisa saya
pengaruhi?
3.
Seberapa besar resiko mengabaikan stakeholder
ini?
4.
Seberapa besar hak stakeholder ini untuk bisa
menyambungkannya dengan tindakan saya?
The Target Population
Target populasi dalam analisa
kebutuhan mengacu pada orang-orang yang menjadi sumber pengumpulan informasi.
Biasanya dalam program bahasa hal ini adalah pembelajar bahasa atau calon
pembelajar bahasa tapi orang lain juga kadang terlibat tergantung apakah mereka
bisa menyediakan informasi yang berguna dalam mencapai tujuan dari analisa
kebutuhan, contohnya dalam mengarahkan analisa kebutuhan untuk menentukan focus
suatu program bahas ainggris dalam sekolah lanjutan didalam konteks EFL target
informasi bisa saja termasuk :
Ø Pembuat
kebijakan
Ø Pegawai
kementrian pendidikan
Ø Guru
Ø Murid
Ø Akademisi
Ø Pengusaha
Ø Specialist
pelatihan khusus
Ø Orang
tua
Ø Orang-orang
berpengaruh dan kelompok berpengaruh
Ø Spesialis
akademisi
Ø Agency
komunitas
Dalam setiap grup target
subkategori dari responden kemungkinan dibutuhkan untuk menyediakan sudut
pandang yang berbeda dalam kebutuhan, sebagai contoh : dalam mengarahkan
analisa kebutuhan pada siswa yang mempelajari bahasa asing di New Zealand
University ( Richards and Gravatt 1998). Kategori-kategori siswa berikut
termasuk dalam membantu untk menentukan motivasi siswa dalam memilih pelajaran
bahasa, berhenti dalam belajar bahasa, atau memilih untuk tidak mengambil
pelajaran bahasa:
Ø Siswa
sedang mengikuti program belajar bahasa asing
Ø Siswa
yang sebelumnya mengikuti tapi tidak lagi mempelajari sebuah bahasa
Ø Siswa
yang tidak pernah belajar bahasa asing
Dalam menentukan target populasi
salah satu isu penting adalah pengambilan contoh dalam beberapa kasus populasi
cukup rendah agar setiap pembelajar dimasukan kedalam contoh. Dibeberapa kasus pendekatan
ini tidak mungkin dilakukan dan keputusan harus dibuat tentang ukuran contoh
untuk dimasukan didalam analisa kebutuhan. Pengambilan contoh melibatkan proses
bertanya kepada sebagian populasi yang potensial alih-alih menanyakan kepada
populasi keseluruhan dan mencari cara untuk menciptakan contoh yang merupakan
perwakilan dari populasi keseluruhan.
Elley (1984) menekankan bahwa jumlah factor factor mempengaruhi proses
pendekatan dalam pengambilan contoh seperti kesamaan dari sebuah populasi dalam
hal jenis jenis kemampuan, kepribadian atau pengetahuan yang di cari atau
kebutuhan untuk mempelajari sub grup dalam sebuah contoh – sebagai contoh
berdasarkan pada jenis kelamin, kelompok bahasa atau factor yang lain saat
populasi targetnya besar, saran-saran khusus terkadang di butuhkan untuk
menentukan pendekatan macam apa untuk mengambil contoh yang paling cocok dengan
tujuan pembelajaran dan sumber-sumber yang tersedia.
Administering The Needs Analysis
Perencanaan sebuah analisa
kebutuhan harus di putuskan siapa yang akan bertindak sebagai administratornya,
untuk mengumpulkan data, dan menganalisa hasilnya, memperluas jangkauan nya
menjadi survey keseluruhan populasi sekolah di sebuah Negara dan mengambil sampel
sebanyak 30 orang dari tiap-tiap lembaga terkadang sebuah tim kecil dibutuhkan
untuk tujuan analisa, di lain waktu 2 atau 3 guru yang tertarik sudah cukup
untuk dilibatkan. Sebagai contoh : dalam analisa kebutuhan bidang bahasa,
dibutuhkan siswa yang non-bahasa (yang tidak mempelajari bahasa) di New Zealand
University (lihat appendix 3)mereka juga di libatkan.
Ø Tim
riset terbentuk dari 2 akademisi dan seorang asisten
Ø Kampus
yang berbeda jurusan yang mendiskusikan masalah dan meninjau kembali
pertanyaan-pertanyaan
Ø Para
siswa yang mengerjakan kuisioner
Ø Staf
akademis dari universitas yang bertindak sebagai tenaga administrasi dari
kuisioner-kuisiner tersebut
Ø Sekertariat
yang terlibat dalam persiapan kuisioner dan mengolah data.
Dalam beberapa jurusan bahasa, seorang
analis kebutuhan yang bersifat informal diambil dari para guru. Shaw and
Dowsett (1986)
Pelaksana pengukuran kebutuhan
(needs assessment) menghadiri kelas dan menjadi moderator antara guru dan murid,
kelompok-kelompok murid dan pemilihan
kelompok terpadu kelas secara keseluruhan sekiranya ada hal-hal yang di luar
rencana yang terjadi pada proses pengambilan data.
Pelaksana pengukuran (assessment)
biasanya bertumpu pada guru selama pembelajaran, di butuhkan komponen-komponen
informasi dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan di catat dan di rekam. Hal
itu bisa di gunakan kembali segabai bahan masukan untuk istilah-istilah dan
penentuan sasaran sebagai bahan pemikiran yang lain. (Shaw and Dowsett 1986,
47-49)
Informasi yang di kumpulkan
dengan cara ini bisa melengkapi informasi yang sudah ada untuk di gunakan dalam
artian formal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar