Kamis, 06 Agustus 2015

tugas terjemahan kurikulum

ANALISA KEBUTUHAN

Istilah kebutuhan tidaklah sejelas saat baru muncul terkadang digunakan pada keinginan, hasrat, tuntutan, pengharapan, motivasi, kekurangan, mendesak, dan sebuah keperluan. (briddley 1984 28)
Kebutuhan sering di jelaskan dalam istilah “kekurangan bahasa” (linguistic deficiency)dalam hal berbahasa, yaitu “perbedaan, antara saat ini dalam mempelajari bahasa dan apa yang mampu siswa lakukan kedepannya. Saran ini mengatakan bahwa kebutuhan mempunyai objek nyata dan sesuatu yang sederhana yang menunggu untuk dikenali dan dianalisa. (Porcher 1977 in Brindley 1984,29) menawarkan sudut pandang yang berbeda bahwa  “kebutuhan itu bukanlah sesuatu yang ada dan mungkin ditemukan atau telah siap dan bisa di dapatkan dimana saja, itu adalah sesuatu yang mesti dibangun, pusat dari sebuah jaringan yang tersusun rapid an merupakan hasil dari sejumlah pilihan dari banyak asal usul (yang tentunya dengan perasaan yang masih murni). Apa yang diidentifikasi tentang kebutuhan tergantung kepada penilaian dan timbal balik sehingga nilai-nilai tersebut menjadikan sebuah penilaian. Guru-guru, para siswa, pekerja, orang tua dan para stek holder (dijelaskan di bagian lain) bisa jadi mempunyai pandangan yang lain tentang konsep kebutuhan ini. Sebagai contoh, dengan mempertimbangkan kebutuhan para immigransebagai sebuah pencapaian budaya dan pencampuran bahasa sesegera mungkin. Karena itu analisa kebutuhan untuk identifikasi bahasa para imigran sangat penting karena berhubungan dengan exsistensi atau keberlangsungan hidup untuk bisa berdaptasi dengan baik dengan kebudayaan setempat. Mereka melihat ini sebagai usaha untuk survive di lingkungan baru, kemerdekaan mereka dan kelangsungan ekonomi, tetapi tetap ada garis pemisah yang jelas supaya tidak terlalu tercampur dengan budaya setempat (Burnet 1998) telah memperlihatkan bahwa pengajaran bahasa inggris adalah sebagai “perpindahan netral kemapuan, pengetahuan atau kompetensi-kompetensi yang lain”. Bahwa sebuah pendekatan dalam kebutuhan intuisi social, lebih baik daripada pemelajar bahasa dan mengesampingkan kekuatan pertanyaan.
Pilihan pedagogic tentang pengembangan kurikulum, isi, materi-materi, proses di kelas dan bahasa yang digunakan muncul dengan pertimbangan yang bersifat politis, kenyataannya bahwa ideology yang melekat secara alami dengan penerapan yang jelas bagi pelajar bidang social ekonomi.

Kebutuhan sering di jelaskan dengan istilah kebutuhan bahasa, yaitu dibutuhkannya kemampuan bahasa untuk survive atau keberlangsungan hidup di masyarakat yang menggunakan bahasa Inggris, tapi seperti (aurbech 1995) dan yang lainnya telah memperlihatkan dalam banyak kasus terutama bagi para imigran minoritas dalam masyarakat yang menggunakan bahasa inggris. Beberapa orang diantara nya juga mempunyai kebutuhan lainnya disamping kebutuhan bahasa, seperti kebutuhan akan tempat tinggal, perawatan kesehatan, akses ke sekolah-sekolah untuk pendidikan anak-anak mereka dan akses-akses kepada agen-agen pelayanan public, dan sebagai jalan pengalamatan kepada eksploitasi dan diskriminasi di tempat kerja. Dalam hal ini Bagaimana kurikulum memberi atau berperan kepada mereka yang mempelajari bahasa. Dan sumberdaya lain yang mereka butuhkan untuk mengerti dan akses kepada sumberdaya lain dimana mereka juga mempunyai hak untuk menggunakannya di komunitas tersebut, dan untuk penjelasan dan mempertahankan hak-hak dan ketertarikan mereka. Perencanaan sebuah kurikulum ESL, dalam kasus ini tidak hanya melibatkan tentang cara mengidentifikasi kebutuhan para siswa saja tetapi lebih kearah “menjadikan mereka seorang yang kritis dan menjadi aktif dalam pembentukan keahlian bahasa mereka” (Auerbach,1995,15).
Hal ini akan di ujikan lebih detail ketika mempertimbangkan model-model kurikulum dan nilai-nilainya.
Para Pengguna analisa kebutuhan
Analisa kebutuhan mungkin saja hanya sebuah perilaku seorang User, diantara banyak user. Sebagai contoh :
Dalam sebuah Negara ketika melakukan peninjauan kembali sebuah analisa kebutuhan tentang kurikulum melibatkan pihak-pihak dibawah ini :
-          Para pembuat kurikulum di kemetrian pendidikan, yang masih mengharapkan informasi-informasi tersebut dapat di gunakan untuk mengevaluasi ketersediaan dan keberadaan silabus, kurikulum dan materi-materi.
-          Para Guru yang akan mengajar menggunakan kurikulum yang baru
-          Para siswa yang akan diajar menggunakan kurikulum yang baru
-          Para penulis yang mempersiapkan buku-buku bahan ajar
-          Para tester, yang etrlibat dalam pengembangan akhir ( school assessment)
-          Lembaga-lembaga pihak ketiga yang tertarik untuk mengetahui level seperti apa yang di harapkan akan tercapai disekolah, dan masalah-masalah yang dihadapi.
Dalam kasus analisa kebutuhan yang dilakukan oleh lembaga sendiriakan kebutuhan bahasa, para akuntan yang dilatih di firma akunting internasional, tujuan nya bisa saja seperti dibawah ini :
-          Para trainer (pelatih) bertanggung jawab untuk perancangan program pelatihan dan materi-materi.
-          Sebuah badan pendanaan, seperti para pekerja professional setempat jurusan akuntan yang tertarik melihat sebuah produk nyata sebagai hasil dari pendanaan mereka.
-          Para karyawan yang tertarik untuk melakukan perbaikan performa pekerjaan para staff yang baru.
Dalam skala kecil, analisa kebutuhan yang seperti itu dibawa dilakukan oleh seorang guru dikelasnya, audien nya bisa berisikan para guru dan seorang coordinator program. Dalam skala yang lebih besar analisa kebutuhan menentukan audien-audien yang serupa adalah langkah penting dalam sebuah perancanaan sebuah analisa kebutuhan. Tujuan nya untuk memastikan bahwa informasi yang mereka butuhkan sasaling berkaitan, dan bahwa sebuah analisa kebutuhan akan berdampak kepada desainnya (1985,25) berkomentar “ adalah sangat penting untuk mengingat bahwa tidak semua audien bisa diidentifikasi pada saat pembelajaran dimulai juga secara keseluruhan memungkinkan bahwa audien relative berubah pada saat pengajaran. Dengan demikian sebuah nalisa kebutuhan bisa mempunyai dimensi politik. Bisa di gunakan untuk mendukung sebuah program yang sangat penting, sebagai contoh :
Dengan memberikan sebuah prioritas pada sebuah kelompok tentang pengeluaran yang lain pada sebuah populasi atau bertujuan untuk membenarkan keputusan bahwa telah siap dibuat dalam bidang ekonomi atau bidang lain. Sebagai contoh : seorang karyawan mungkin ingin menggunakan informasi dari sebuah analisa kebutuhan untuk membenarkan penggantian staf-staf tertentu daripada mengeluarkan dana untuk melatih mereka kembali. Dalam situasi apapun dimana analisa kebutuhan sedang dikerjakan aka nada stakeholder yang berbeda yaitu mereka yang lebih tertarik atau mereka yang terlibat dalam program-program yang sedang diujikan dan itu menjadi penting untuk mencoba mendapatkan inti dari agenda-agenda mereka yang berbeda. Clonnelly and clandinin (1988,124)seorang stakeholder didefinisikan “seorang atau kelompok yang berhak berpendapat dan memberikan masukan terhadap kurikulum yang di tawarkan di sekolah” berbeda stakeholder maka akan berbeda pula keinginannya mengenai kurikulum. Connelly and Clandinin (1988,131-132).
Ketika sekelompok orang sedang bekerja pada sebuah komite kurikulum atau memcoba memecahkan sebuah masalah dalam kurikulum, mereka seharusnya berfikir tentang proses perencanaan sebagai situasi stakeholder kurikulum dan bertanya tentang pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.       Apa tujuan dari kurikulum
2.       Jika disana ada sebuah kelompok, apa fikiran kelompok tersebut
3.       Siapa yang merancang proyek kurikulum itu?
4.       Bagaimana keanggotaan nya dan tujuan kedepannya?
Dari jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diikuti oleh pertanyaan-pertanyaan yang lain seperti dibawah ini :
1.       Seberapa akuntabel saya kepada stakeholder ini?
2.       Seberapa besar porsi yang akan bisa saya pengaruhi?
3.       Seberapa besar resiko mengabaikan stakeholder ini?
4.       Seberapa besar hak stakeholder ini untuk bisa menyambungkannya dengan tindakan saya?

The Target Population

Target populasi dalam analisa kebutuhan mengacu pada orang-orang yang menjadi sumber pengumpulan informasi. Biasanya dalam program bahasa hal ini adalah pembelajar bahasa atau calon pembelajar bahasa tapi orang lain juga kadang terlibat tergantung apakah mereka bisa menyediakan informasi yang berguna dalam mencapai tujuan dari analisa kebutuhan, contohnya dalam mengarahkan analisa kebutuhan untuk menentukan focus suatu program bahas ainggris dalam sekolah lanjutan didalam konteks EFL target informasi bisa saja termasuk :
Ø  Pembuat kebijakan
Ø  Pegawai kementrian pendidikan
Ø  Guru
Ø  Murid
Ø  Akademisi
Ø  Pengusaha
Ø  Specialist pelatihan khusus
Ø  Orang tua
Ø  Orang-orang berpengaruh dan kelompok berpengaruh
Ø  Spesialis akademisi
Ø  Agency komunitas
Dalam setiap grup target subkategori dari responden kemungkinan dibutuhkan untuk menyediakan sudut pandang yang berbeda dalam kebutuhan, sebagai contoh : dalam mengarahkan analisa kebutuhan pada siswa yang mempelajari bahasa asing di New Zealand University ( Richards and Gravatt 1998). Kategori-kategori siswa berikut termasuk dalam membantu untk menentukan motivasi siswa dalam memilih pelajaran bahasa, berhenti dalam belajar bahasa, atau memilih untuk tidak mengambil pelajaran bahasa:
Ø  Siswa sedang mengikuti program belajar bahasa asing
Ø  Siswa yang sebelumnya mengikuti tapi tidak lagi mempelajari sebuah bahasa
Ø  Siswa yang tidak pernah belajar bahasa asing
Dalam menentukan target populasi salah satu isu penting adalah pengambilan contoh dalam beberapa kasus populasi cukup rendah agar setiap pembelajar dimasukan kedalam contoh. Dibeberapa kasus pendekatan ini tidak mungkin dilakukan dan keputusan harus dibuat tentang ukuran contoh untuk dimasukan didalam analisa kebutuhan. Pengambilan contoh melibatkan proses bertanya kepada sebagian populasi yang potensial alih-alih menanyakan kepada populasi keseluruhan dan mencari cara untuk menciptakan contoh yang merupakan perwakilan dari populasi keseluruhan.  Elley (1984) menekankan bahwa jumlah factor factor mempengaruhi proses pendekatan dalam pengambilan contoh seperti kesamaan dari sebuah populasi dalam hal jenis jenis kemampuan, kepribadian atau pengetahuan yang di cari atau kebutuhan untuk mempelajari sub grup dalam sebuah contoh – sebagai contoh berdasarkan pada jenis kelamin, kelompok bahasa atau factor yang lain saat populasi targetnya besar, saran-saran khusus terkadang di butuhkan untuk menentukan pendekatan macam apa untuk mengambil contoh yang paling cocok dengan tujuan pembelajaran dan sumber-sumber yang tersedia.

Administering The Needs Analysis
Perencanaan sebuah analisa kebutuhan harus di putuskan siapa yang akan bertindak sebagai administratornya, untuk mengumpulkan data, dan menganalisa hasilnya, memperluas jangkauan nya menjadi survey keseluruhan populasi sekolah di sebuah Negara dan mengambil sampel sebanyak 30 orang dari tiap-tiap lembaga terkadang sebuah tim kecil dibutuhkan untuk tujuan analisa, di lain waktu 2 atau 3 guru yang tertarik sudah cukup untuk dilibatkan. Sebagai contoh : dalam analisa kebutuhan bidang bahasa, dibutuhkan siswa yang non-bahasa (yang tidak mempelajari bahasa) di New Zealand University (lihat appendix 3)mereka juga di libatkan.
Ø  Tim riset terbentuk dari 2 akademisi dan seorang asisten
Ø  Kampus yang berbeda jurusan yang mendiskusikan masalah dan meninjau kembali pertanyaan-pertanyaan
Ø  Para siswa yang mengerjakan kuisioner
Ø  Staf akademis dari universitas yang bertindak sebagai tenaga administrasi dari kuisioner-kuisiner tersebut
Ø  Sekertariat yang terlibat dalam persiapan kuisioner dan mengolah data.
Dalam beberapa jurusan bahasa, seorang analis kebutuhan yang bersifat informal diambil dari para guru. Shaw and Dowsett (1986)
Pelaksana pengukuran kebutuhan (needs assessment) menghadiri kelas dan menjadi moderator antara guru dan murid, kelompok-kelompok murid dan  pemilihan kelompok terpadu kelas secara keseluruhan sekiranya ada hal-hal yang di luar rencana yang terjadi pada proses pengambilan data.
Pelaksana pengukuran (assessment) biasanya bertumpu pada guru selama pembelajaran, di butuhkan komponen-komponen informasi dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan di catat dan di rekam. Hal itu bisa di gunakan kembali segabai bahan masukan untuk istilah-istilah dan penentuan sasaran sebagai bahan pemikiran yang lain. (Shaw and Dowsett 1986, 47-49)

Informasi yang di kumpulkan dengan cara ini bisa melengkapi informasi yang sudah ada untuk di gunakan dalam artian formal. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar